Ngeri, Salah Obat Yang Menghancurkan Hidup Wanita Ini Selamanya, hallo semua pembaca Selintas, Pada Artikel ini, semoga ada informasi didalamnya dan mudah-mudahan isi postingan Artikel Kesehatan, yang kami tulis ini dapat menambah wawasan anda semua, selamat membaca.
Ngeri, Salah Obat Yang Menghancurkan Hidup Wanita Ini Selamanya - Khaliah Saw berbagi cerita setelah pengobatannya yang telah disetujui FDA (Food and Drug Administration), yaitu sebuah badan pemerintah yang mengatur masalah makanan dan obat obatan, (semacam BPOM nya Indonesia), harus membuatnya menderita seumur hidup.
Lulusan Universitas Georgia ini diberi resep obat untuk mengobati epilepsi yang dikenal dengan nama Lamotrigine. Hanya beberapa minggu setelah dia mengkonsumsi obat tersebut, hampir 90% dari kulitnya mengelupas dan rontok. Hidupnya menjadi berubah drastis, dan dia menderita seumur hidup.
Khaliah, lulusan Universitas Georgia jurusan Kesehatan Masyarakat, diresepkan dengan pengobatan itu setelah dia didiagnosa menderita bipolar disorder, yaitu gangguan mental yang menyerang kondisi psikis seseorang yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat ekstrim, berupa mania dan depresi, istilah medis sebelumnya dari bipolar disorder adalah manic deppresive. Sumber: wikipedia.
Dalam sebulan setelah mengkonsumsinya, Khaliah mengalami ruam di wajahnya, kulit bibirnya juga mulai mengelupas. Khaliah pada awalnya didiagnosa terkena flu, tapi dua hari kemudian, dia bangun dan merasakan sakit yang luar biasa. Kulit leher, punggung, dan dadanya terkelupas hebat, dan mulutnya melepuh.
Saat Khaliah kembali ke Ruang Gawat Darurat, para dokter mengambil keputusan untuk melakukan medical induced coma, yaitu pasien diberi obat bius dengan dosis yang terkontrol, sehingga berada dalam kondisi koma untuk sementara, untuk mengurangi laju metabolisme saraf otak dan untuk mengurangi rasa sakit. Rambut Khaliah rontok, kulitnya melepuh, dan pandangannya mulai kabur. Khaliah didiagnosa menderita Stevens Johnson Syndrome. Kelainan yang langka dan fatal ini biasanya disebabkan oleh reaksi medis. Khaliah diberikan dosis yang salah, kesalahan yang mengubah hidup seseorang, yang bahkan dokter Khaliah dan apotekernya tidak mampu menangkapnya.
Saat Khaliah tersadar dari koma lima minggu kemudian, Khaliah merasa shock bahwa dia bernafas melalui alat bantu pernafasan dan dia tidak bisa melihat! Kepalanya menjadi botak, bahkan Khaliah juga kehilangan kuku jari jarinya. Lamotrigina, yang membuat Khaliah menjadi pesakit, adalah bentuk generik dari obat Lamictal. Obat itu disetujui oleh Negara Amerika untuk pengobatan bipolar disorder dan pasien penderita epilepsi.
Khaliah kemudian menuntut GlaxoSmithKline karena menjual produk tanpa peringatan akan kemungkinan resiko yang berbahaya. Lima tahun yang lalu perusahaan tersebut harus mengeluarkan 3 milyar US dollar dengan dakwaan telah lalai melaporkan resiko obat tersebut. Khaliah berkata, "Seharusnya ini tidak perlu terjadi. Menurut saya ini bukan sekedar kebetulan. Ini terjadi karena akibat langsung dari kesalahan seseorang".
Khaliah membuat blog untuk berbagi kejadian yang dialaminya dan menyebarkan kewaspadaan tentang Stevens Johnson Syndrome, dan dampak dari pengobatan.(Sumber: davidwolfe.com)
Lulusan Universitas Georgia ini diberi resep obat untuk mengobati epilepsi yang dikenal dengan nama Lamotrigine. Hanya beberapa minggu setelah dia mengkonsumsi obat tersebut, hampir 90% dari kulitnya mengelupas dan rontok. Hidupnya menjadi berubah drastis, dan dia menderita seumur hidup.
Khaliah, lulusan Universitas Georgia jurusan Kesehatan Masyarakat, diresepkan dengan pengobatan itu setelah dia didiagnosa menderita bipolar disorder, yaitu gangguan mental yang menyerang kondisi psikis seseorang yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat ekstrim, berupa mania dan depresi, istilah medis sebelumnya dari bipolar disorder adalah manic deppresive. Sumber: wikipedia.
Dalam sebulan setelah mengkonsumsinya, Khaliah mengalami ruam di wajahnya, kulit bibirnya juga mulai mengelupas. Khaliah pada awalnya didiagnosa terkena flu, tapi dua hari kemudian, dia bangun dan merasakan sakit yang luar biasa. Kulit leher, punggung, dan dadanya terkelupas hebat, dan mulutnya melepuh.
Saat Khaliah kembali ke Ruang Gawat Darurat, para dokter mengambil keputusan untuk melakukan medical induced coma, yaitu pasien diberi obat bius dengan dosis yang terkontrol, sehingga berada dalam kondisi koma untuk sementara, untuk mengurangi laju metabolisme saraf otak dan untuk mengurangi rasa sakit. Rambut Khaliah rontok, kulitnya melepuh, dan pandangannya mulai kabur. Khaliah didiagnosa menderita Stevens Johnson Syndrome. Kelainan yang langka dan fatal ini biasanya disebabkan oleh reaksi medis. Khaliah diberikan dosis yang salah, kesalahan yang mengubah hidup seseorang, yang bahkan dokter Khaliah dan apotekernya tidak mampu menangkapnya.
Saat Khaliah tersadar dari koma lima minggu kemudian, Khaliah merasa shock bahwa dia bernafas melalui alat bantu pernafasan dan dia tidak bisa melihat! Kepalanya menjadi botak, bahkan Khaliah juga kehilangan kuku jari jarinya. Lamotrigina, yang membuat Khaliah menjadi pesakit, adalah bentuk generik dari obat Lamictal. Obat itu disetujui oleh Negara Amerika untuk pengobatan bipolar disorder dan pasien penderita epilepsi.
Khaliah kemudian menuntut GlaxoSmithKline karena menjual produk tanpa peringatan akan kemungkinan resiko yang berbahaya. Lima tahun yang lalu perusahaan tersebut harus mengeluarkan 3 milyar US dollar dengan dakwaan telah lalai melaporkan resiko obat tersebut. Khaliah berkata, "Seharusnya ini tidak perlu terjadi. Menurut saya ini bukan sekedar kebetulan. Ini terjadi karena akibat langsung dari kesalahan seseorang".
Khaliah membuat blog untuk berbagi kejadian yang dialaminya dan menyebarkan kewaspadaan tentang Stevens Johnson Syndrome, dan dampak dari pengobatan.(Sumber: davidwolfe.com)
Demikian tentang artikel "Ngeri, Salah Obat Yang Menghancurkan Hidup Wanita Ini Selamanya" kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. Baiklah, selamat membaca di postingan artikel lainnya.