Mengagumkan!! Nenek 95 Tahun dari Gunung Kidul ini Menyabet Nominasi Aktris Terbaik ASEAN!, hallo semua pembaca Selintas, Pada Artikel ini, semoga ada informasi didalamnya dan mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita Viral, yang kami tulis ini dapat menambah wawasan anda semua, selamat membaca.
Mengagumkan!! Nenek 95 Tahun dari Gunung Kidul ini Menyabet Nominasi Aktris Terbaik ASEAN! - Bagi para penggemar film nasional jangan sampai melewatkan film ini ya. Film yang berjudul Ziarah ini, digarap oleh BW Purba Negara. Film ini banyak diperbincangkan para netizen dan banyak kalangan, filmya menyentuh dan mempunyai makna dalam, rugi kalau sampai tidak nonton.
Yang istimewa dari film ini adalah, film ini bukan dibintangi bintang bintang muda cantik dan ganteng nan glamour, tapi justru dibintangi oleh seorang nenek yang sudah berusia 95 tahun!
Hebatnya lagi, meski diperankan oleh seorang nenek 95 tahun, perannya tidak main main ya, meski bukan aktris dan tidak pernah bermain film, nenek ini bermain sangat bagus, bahkan dinominasikan sebagai Aktris Terbaik ASEAN bersanding dengan para aktris profesional yang sudah terkenal pada Festival Film AIFFA 2017 (ASEAN International Film Festival and Award), yang digelar di Kuching, Sarawak, Malaysia. Film Ziarah ini selain dinominasikan untuk kategori Best Actress, juga dinominasikan untuk kategori Best Film, Best Screenplay dan Best Director. Hebat bukan?
Pemeran film ini adalah Mbah Ponco Sutiyem, beliau adalah penduduk desa biasa di Kecamatan Ngawen Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Beliau bersuamikan Ponco Sentono yang sudah berusia 100 tahun. Dalam kesehariannya Mbah Ponco yang mempunyai 7 anak, 27 cucu, 44 cicit dan 4 canggah tersebut adalah ibu rumah tangga yang bertugas mengasuh anak, menyapu halaman, dan memberi pakan ternak.
Meski sudah berusia lanjut, Mbah Ponco masih mempunyai daya ingat yang kuat, masih ingat dengan jelas kejadian perang jaman dulu. Itulah yang membuat sutradara BW Purba Negara memilih Mbah Ponco. Terbukti pilihan tersebut tidak keliru, Mbah Ponco sangat bagus memerankannya, dan banyak improvisasi dialog, yang membuat sang sutradara takjub.
"Nopo nopo niku diwarahi, ten nggen perahu, kulo niku mung piyambak, ning Mas Bangus niku nek marai niku nggeh enten ngandap kulo niki. Alhamdulillah kulo diwarahi kok nggih saget". "Saya itu apa apa dikasih tahu, waktu di perahu, saya itu cuma sendirian, tapi Mas Bangus ngasih tahunya di bawah saya ini. Alhamdulillah saya diajarin kok ya bisa" jelas Mbah Ponco dalam bahasa Jawa.
Dalam film tersebut Mbah Ponco berperan sebagai Sri yang mengisahkan perpisahannya dengan sang suami pada agresi militer belanda ke 2 di Yogyakarta, pada tahun 1948.
Prawiro suaminya pergi berperang dan tak pernah kembali. Selain itu film tersebut juga menceritakan tentang perjalanan panjang Mbah Sri dalam mencari suaminya, atau makam suaminya, karena Mbah Sri berharap jika meninggal kelak, bisa dimakamkan di samping suaminya.
sumber : rri.co.id
Yang istimewa dari film ini adalah, film ini bukan dibintangi bintang bintang muda cantik dan ganteng nan glamour, tapi justru dibintangi oleh seorang nenek yang sudah berusia 95 tahun!
Hebatnya lagi, meski diperankan oleh seorang nenek 95 tahun, perannya tidak main main ya, meski bukan aktris dan tidak pernah bermain film, nenek ini bermain sangat bagus, bahkan dinominasikan sebagai Aktris Terbaik ASEAN bersanding dengan para aktris profesional yang sudah terkenal pada Festival Film AIFFA 2017 (ASEAN International Film Festival and Award), yang digelar di Kuching, Sarawak, Malaysia. Film Ziarah ini selain dinominasikan untuk kategori Best Actress, juga dinominasikan untuk kategori Best Film, Best Screenplay dan Best Director. Hebat bukan?
Pemeran film ini adalah Mbah Ponco Sutiyem, beliau adalah penduduk desa biasa di Kecamatan Ngawen Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Beliau bersuamikan Ponco Sentono yang sudah berusia 100 tahun. Dalam kesehariannya Mbah Ponco yang mempunyai 7 anak, 27 cucu, 44 cicit dan 4 canggah tersebut adalah ibu rumah tangga yang bertugas mengasuh anak, menyapu halaman, dan memberi pakan ternak.
Meski sudah berusia lanjut, Mbah Ponco masih mempunyai daya ingat yang kuat, masih ingat dengan jelas kejadian perang jaman dulu. Itulah yang membuat sutradara BW Purba Negara memilih Mbah Ponco. Terbukti pilihan tersebut tidak keliru, Mbah Ponco sangat bagus memerankannya, dan banyak improvisasi dialog, yang membuat sang sutradara takjub.
"Nopo nopo niku diwarahi, ten nggen perahu, kulo niku mung piyambak, ning Mas Bangus niku nek marai niku nggeh enten ngandap kulo niki. Alhamdulillah kulo diwarahi kok nggih saget". "Saya itu apa apa dikasih tahu, waktu di perahu, saya itu cuma sendirian, tapi Mas Bangus ngasih tahunya di bawah saya ini. Alhamdulillah saya diajarin kok ya bisa" jelas Mbah Ponco dalam bahasa Jawa.
Dalam film tersebut Mbah Ponco berperan sebagai Sri yang mengisahkan perpisahannya dengan sang suami pada agresi militer belanda ke 2 di Yogyakarta, pada tahun 1948.
Prawiro suaminya pergi berperang dan tak pernah kembali. Selain itu film tersebut juga menceritakan tentang perjalanan panjang Mbah Sri dalam mencari suaminya, atau makam suaminya, karena Mbah Sri berharap jika meninggal kelak, bisa dimakamkan di samping suaminya.
sumber : rri.co.id
Baca Juga: Mengejutkan !! Wanita Ini Membeli Tas Baru dan Menemukan Ini Tersembunyi di Dalamnya!
Demikian tentang artikel "Mengagumkan!! Nenek 95 Tahun dari Gunung Kidul ini Menyabet Nominasi Aktris Terbaik ASEAN!" kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. Baiklah, selamat membaca di postingan artikel lainnya.